17 December 2012

MENWA Satuan 904 / KY UNSOED Menyelenggarakan sosialisasi Tata Tertib Berlalu lintas


Setelah pada tanggal 27 November 2012 yang lalu 2 anggota MENWA UNSOED mengikuti sarasehan dengan POLDA JATENG dengan tema “Optimalisasi Peran Resimen Mahasiswa dalam meningkatkan Kamtibmas yang kondusif” di Balai Pertemuan Polisi dan Masyarakat POLDA Jawa Tengah (Benteng William Ungaran). Sabtu kemarin,  tanggal 15 Desember 2012 Resimen mahasiswa SAT 904 mengadakan acara sosialisasi tata tertib berlalulintas bertempat di Markas Komando Resimen mahasiswa sebagai wujud membangun mitra polisi dengan masyarakat.

Hadir sebagai pembicara AKP Margono, SH. yang menyampaikan materi tentang tata tertib berlalulintas di jalan raya dan cara berkendara dengan aman. Pria asal Magelang ini juga menyampaikan penyebab kecelakaan di wilayah Banyumas terjadi karena banyak faktor penyebab kecelakaan baik faktor manusia, kendaraan maupun alam. selain itu yang lebih banyak terjadi pada kasus kecelakaan di Banyumas adalah  kurangnya kesadaran tentang keselamatan berlalu lintas. acara ini dimaksudkan agar mahasiswa serta masyarakat mempunyai kesadaran dalam keselamatan berlalulintas dan khususnya para peserta sosialisasi bisa sebagai pelopor keselamatan berlalulintas. ( widodo)

Maju Terus Pantang Menyerah!      

Anggota Resimen Mahasiswa mengikuti Latihan di Batalyon Kaveleri 2 Ambarawa

Dalam rangka meningkatkan kemampuan serta keterampilan staf dan  anggota, Resimen Mahasiswa  Satuan 904/Kalayudha Universitas Jenderal Soedirman mengirimkan 3 Anggotanya yaitu Andar P (FISIP), Sofyana Nastiti (FKIK) dan Veny Tri (FKIK) Mengikuti kegiatan “Latihan bersama Resimen Mahasiswa Mahadipa” (LATSAMA) pada tanggal 7 s.d 9 Desember 2012. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan 950 “Pati Geni” Politeknik Negeri Semarang.bekerjasama dengan Batalyon Kavaleri 2/Tank Turangga Ceta Ambarawa. Sebanyak 150 MENWA dari berbagai satuan di wilayah Jawa Tengah ikut serta dalam kegiatan ini. Sebanyak 12 pelatih di Batalyon Kavaleri yang memberikan pelatihan mengenai PBB, pengenalan senjata ringan, halang rintang,  taktik pertahanan benteng, navigasi darat, Outbond, TPRAG, HTF dan Wawasan Kebangsaan. kegiatan yang berlangsung 3 hari ditutup pada hari minggu, upacara penutupan dilaksanakan oleh Wakil Komandan Batalyon  Kavaleri 2/Tank Turangga Ceta, Ambarawa.

16 December 2012

MENWA SATUAN 904/KALAYUDHA MENGIKUTI SUSKABINTALNAS II

Kursus Kader Pembina Mental Nasional II dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang (Jawa Timur). Penyelenggaraan kursus tingkat nasional ini dilaksanakan di Depo Pendidikan Kejuruan Rindam V Brawijaya, Malang pada tanggal 27 November s/d 1 desember 2012.

Menwa Universitas Jenderal Soedirman mengirimkan satu personel untuk mengikuti pelatihan tersebut, yaitu Jabbar Bayuna yang menjabat sebagai KSU Diklat di Menwa Unsoed. Adapun peserta berjumlah enam puluh dua siswa dari seluruh wilayah Indonesia.

Materi yang diselenggarakan menyangkut jasmani dan teori dalam kelas. Materi di luar ruangan yang dilakukan berupa jasmani militer, tata cara perpindahan pasukan, cara memberikan instruksi terhadap pasukan, dan outbond. Materi yang disampaikan di dalam kelas antara lain adalah bintal ideology, bintal rohani, bintal kejuangan, manajemen konflik, kepemimpinan, pancasila sebagai ideology bangsa. Materi yang disampaikan bertujuan untuk menanamkan kembali rasa nasionalisme dan kesadaran akan “satu” bangsa. Kita generasi muda harus bisa menanamkan makna “perjuangan” terhadap bangsa yang diterapkan pada era masa sekarang. Dimana semboyan Pangsar Besar Soedirman ternyata berlaku dimanapun “MAJU TERUS PANTANG MUNDUR TAK KENAL MENYERAH”.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya. Dimana harapan dari para pahlawan adalah untuk memajukan Negara kita tanpa bergantung kepada bangsa lain. Perlu ada sosok pemimpin yang mampu, kuat secara jasmani, rohani, ideology, dan semangat juang untuk mengamalkan dan melaksanakan esensi dari yang terkandung di dalam PANCASILA dalam tiap sila di dalamnya. Janganlah kita menjadikan Pancasila hanya sebagai “pajangan” saja tetapi bagaimana kita “menyilakan” Pancasila.